KARUNIA ALLAH DALAM KEPELBAGAIAN

KARUNIA ALLAH DALAM KEPELBAGAIAN



Kepelbagaian manusia sebenarnya merupakan karunia Allah yang patut disyukuri karena dari berbagai kepelbagaiaan itu, hidup manusia menjadi amat kaya laksana pelangi yang berwarna- warni. Dalam kepelbagaian warna-Nya, pelangi menjadi indah dipandang mata, tiap warna memberikan kontribusi bagi keindahan itu. Umat manusia dapat saling memperkaya diri dengan mempelajari berbagai tradisi, adat, kebudayaan serta kebiasaan dari berbagai daerah, Negara, suku, bangsa maupun ras, etnis dan agama.
Menurut Shiao Chong (2008), perbedaan dan keragaman adalah karunia dari Allah Pencipta yang dinyatakan dalam Yesus Kristus melalui karya penebusanNya. Ia memulihkan dan memperbaharui kesatuan yang kemudian menjadi rusak oleh dosa. Jika Allah Pencipta, pemeliharaan dan Penyelamat di dalam Yesus melalui karya penebusan-Nya. Ia memulihkan dan memperbaharui kesatuan yang sudah ada pada awal penciptaan, kesatuan yang kemudian menjadi rusak oleh dosa. Jika Allah Pencipta, Pemelihara dan penyelamat di dalam Yesus Kristus mengaruniakan kepelbagaian pada manusia, mengapa manusia masih melakukan berbagai tindakan yang menunjukkan diskriminasi terhadap warna kulit, suku bangsa, budaya maupun agama tertentu.
Mengapa keragaman agama, budaya dan etnis manusia sering menjadi sumber perpecahan dan bahkan kekerasan satu sama lain? Menurut Shiao Chong, karena dosa dan pemberontakan manusia menyebabkan perpecahan dan sikap yang merendahkan sesama manusia menurut perbedaan Ras, etnis, agama dan gender. Sikap ini telah menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi mereka yang mengalami diskriminasi itu. Sebagai contoh: Pembantaian yang dilakukan oleh Adolf Hitler terhadap etnis Yahudi yang dilandasi oleh kebencian ras serta pemahaman yang keliru mengenai keunggulan bangsa sendiri. Sikap seperti ini cenderung memecah- belah komunitas Indonesia.
Dalam Perjanjian Lama, rencana penebusan Allah sudah mencakup segala bangsa dari berbagai Ras dan etnis melalui Abraham, ketika dikatakan bahwa oleha karena dia (Abraham) segala bangsa di muka bumi akan memperolah berkat (Kejadian 18: 18, 24: 4), dan “rumah-Ku akan menjadi “rumah doa bagi segala bangsa” (Yes 56:7). Di antara semua keragaman ciptaan Tuhan, keragaman budaya manusia- perbedaan etnis dan bahasa- juga merupakan bagian dari ciptaan Allah yang baik. Kadang- kadang orang Kristen melihat keragaman budaya sebagai bagian dari dunia yang jatuh, sebagai kutukan. Narasi Alkitab tentang menara Babel (Kejadian 11: 1-9) sering digunakan untuk membenarkan pandangan yang negatif itu. Padahal dalam cerita mengenai menara Babel, campur tangan Tuhan dan penciptaan beragam bahasa benar- benar memaksa orang- orang Babel untuk memenuhi perintah Allah yang semula (kejadian 1: 28) yaitu untuk “memenuhi bumi dan menaklukkannya,” susuatu yang ingin dihindari oleh orang- orang Babel dengan mendirikan menara sampai langit. Mereka tidak ingin tersebar ke segala penjuru bumi, mengeni hal ini diulang sampai tiga kali pada ayat 4, 8, dan 9. Jika Allah Pencipta, Pemelihara dan Penyelamat di dalam Yesus Kristus mengarunikan kepelbagaian pada manusia, itu merupakan bukti bahwa semua manusia dari berbagai ras, etnis dan gender diberkati tanpa kecuali. (Pendidikan Agama Kristen: bertumbuh menjadi dewasa: Kemendikbud 2017)
Dalam tatanan Indonesia yang memiliki Kemajemukan ini, sudah seharusnya kita memahami hakikat keberagaman yang diikat oleh semboyan Bhineka Tunggal Ika. Berbeda tetapi tetap satu jua. Negara Indonesia dari Sabang Sampai Merauke, dari Miamas sampai Rote kita satu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sehingga baik Orang Aceh, Orang Batak, Orang Padang, Orang Jawa, Orang Dayak, Orang Toraja, Orang Papua dan Seluruh suku- suku di Indonesia menyadari bahwa kita semua memiliki kedudukan yang sama di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa yang kuat adalah bangsa yang mampu menjalin kesatuan dan persatuan. Ketika kita sudah bersatu maka Indonesia akan terus berkembang menuju masa- masa kejayaannya. Kita tidak ingin ada lagi gerakan yang berupaya merobek jiwa- jiwa persatuan kita. Yang kita butuhkan hanyalah sikap persatuan dan saling menghormati diantara sesama warga Negara. Walaupun berbeda Agamanya, tetapi kita semua bersatu di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kristen menghargai agama lain seperti Islam, Hindu, Buddha dll, sebaliknya seluruh agama saling menghargai agama lain. Sederhana sebenarnya. Jika kita mau memandang orang lain, kelompok lain sama kedudukannya dengan kita maka rasa menghormati itu akan muncul di dalam sanubari kita. ( Penulis Red: Paian Tambunan).
Jayalah Indonesiaku
Jayalah Bangsa Kita
SMA Negeri 2 Balige Bersinergi Membangun Generasi Bangsa Indonesia.

Komentar

  1. main poker dengan banyak penghasilan
    ayo segera hubungi kami
    WA : +855969190856

    BalasHapus

  2. JACKPOT yang besar hanya di AJOQQ :D
    WA : +855969190856

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI NATAL SISWA SMA NEGERI 2 BALIGE

RPP K13 REVISI TERBARU 2019

SMA NEGERI 2 BALIGE RAPAT OSIS BIDANG 7K, 3 R, GREEN HOUSE, TOGA